Suwardjono

Laman Staf Akademik Universitas Gadjah Mada

Pencarian


Prolog

Akuntansi bukan suatu pelajaran yang sulit tetapi juga bukan pelajaran cerdas-tangkas. Akuntansi merupakan pelajaran yang menuntut penalaran dalam pemahamannya. Banyak dari mereka yang belajar akuntansi (khususnya dari jurusan nonakuntansi) merasakan sulitnya memahami akuntansi padahal mereka termasuk orang-orang yang cerdas dan kritis. Orang yang cerdas dan kritis tidak dapat menerima begitu saja apa yang tidak masuk akal atau yang dogmatis sehingga secara tidak sadar mereka menolak materi yang disajikan tanpa nalar. Penolakan secara tidak sadar ini dapat menimbulkan sikap negatif terhadap akuntansi. Sayang sekali kalau mereka yang kritis dan cerdas justru menjadi bersikap kurang apresiatif terhadap akuntansi hanya lantaran pendekatan pengajaran yang tidak tepat dan tidak bernalar. Lebih disayangkan lagi kalau mereka yang menyenangi akuntansi justru orang-orang yang suka menghafal dan menerima dogma.

Proses pemahaman akan mempengaruhi perilaku, sikap, dan wawasan berpikir seseorang. Oleh karena itu, tujuan mengenalkan akuntansi tidak saja untuk menjadikan mahasiswa memperoleh pengetahuan teknis akuntansi tetapi lebih dari itu juga untuk ajang pelatihan kemampuan bernalar, berargumen, dan belajar mandiri. Kemampuan seperti itu sebenarnya merupakan bagian penting dari kepribadian kesarjanaan. Dengan demikian, harus ditolak pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan apapun sebenarnya sama saja yang penting mahasiswa mengerti akuntansi (walaupun hanya aspek teknisnya).

Untuk memahami akuntansi dengan perspektif yang semestinya, proses pemahaman yang tepat juga harus digunakan agar sikap negatif terhadap akuntansi dapat dihindari. Oleh karenanya, penalaran harus terefleksi dalam penyajian dan pemaparan suatu buku. Buku ini menggunakan pendekatan pengembangan sistem sebagai basis penalaran. Akuntansi dikenalkan mulai dari sistem embrionik sampai sistem komputerisasian dengan menunjukkan tahap demi tahap penalaran serta konsep-konsep yang melandasi perbaikan dan pengembangan sistem. Pendekatan ini sangat berbeda dengan pendekatan buku akuntansi pada umumnya baik buku teks dalam negeri maupun asing.

Penulis terdorong untuk mengembangkan pendekatan alternatif ini karena adanya beberapa kenyataan dalam belajar akuntansi yang menurut pengamatan penulis masih jauh dari harapan dan tujuan ideal. Tujuan pengajaran akuntansi harusnya diarahkan dalam rangka pengembangan (bukan sekadar penyebaran) akuntansi di Indonesia. Penulis mengamati beberapa hal berikut merupakan kenyataan yang dapat menghambat pemahaman dan pengembangan akuntansi:

  1. Ketidakmampuan mahasiswa untuk mengungkapkan landasan konseptual di balik akuntansi. Mahasiswa hanya menguasai pengetahuan teknis tetapi sangat kurang dalam penalaran dan pengetahuan konseptual. Hal ini dapat ditengarai dari kualitas jawaban ujian komprehensif.
  2. Mahasiswa mengartikan akuntansi dalam konteks yang sangat sempit (aspek teknis dan prosedural) khususnya mereka yang tidak mengambil jurusan akuntansi. Mereka pada umumnya tidak mempunyai apresiasi yang selayaknya terhadap pengetahuan akuntansi. Hal ini dapat diverifikasi dengan bertanya kepada mereka tentang pemahaman dan kesan mereka terhadap pelajaran akuntansi pengantar.
  3. Mahasiswa kurang mampu mengaitkan subjek yang satu dengan yang lainnya dalam suatu rerangka yang utuh dan menyeluruh yang membentuk disiplin akuntansi. Hal ini menyebabkan kurangnya apresiasi terhadap akuntansi sebagai suatu disiplin pengetahuan (a body of knowledge).
  4. Proses belajar akuntansi di tingkat pengantar lebih banyak membahas masalah bagaimana tetapi kurang menekankan aspek mengapa. Dalam pendekatan belajar-mengajar di kelas pada umumnya, aspek doing lebih ditekankan daripada aspek thinking dan reasoning. Acapkali, penalaran tidak menjadi basis pemahaman.
  5. Dalam pengajaran akuntansi, akuntansi sering didefinisi secara sempit sebagai proses pencatatan tetapi bukan sebagai suatu disiplin perekayasaan penyediaan informasi dalam suatu negara.
  6. Mata kuliah akuntansi pengantar jarang sekali dapat menyelesaikan seluruh topik dalam buku acuan secara penuh sehingga mahasiswa mempunyai pengetahuan yang parsial dan tidak mempunyai rerangka pikir yang utuh mengenai akuntansi walaupun pada tingkat pengantar. Hal ini disebabkan oleh tidak digunakannya buku acuan representatif yang sama antara dosen dan mahasiswa.

Pengamatan di atas semata-mata didasarkan pada pengamatan dan pengalaman penulis sebagai dosen dan didasarkan pada diskusi penulis dengan para dosen pengajar akuntansi. Pengamatan dan pengalaman ini tentu saja subjektif. Oleh karena itu, validitas gagasan di atasĀ  hendaknya tidak diterima begitu saja tetapi harus dievaluasi dengan kenyataan di lapangan. Walaupun demikian, penulis berkeyakinan bahwa kenyataan-kenyataan di atas cukup valid untuk menjadi latar belakang penulisan buku dengan pendekatan alternatif ini.

Tujuan Belajar

Proses belajar dirancang bukan tanpa tujuan dan tujuan belajar secara umum adalah untuk mengubah perilaku. Kesadaran akan tujuan yang akan dicapai setelah mahasiswa menjalani proses belajar adalah sangat penting karena tanpa suatu kesadaran akan tujuan yang jelas, proses belajar merupakan kegiatan yang tanpa arah dan asal jalan. Buku ini dirancang dengan tujuan:

  1. Memahamkan pengetahuan akuntansi di tingkat pengantar tanpa menimbulkan kesan yang keliru tentang arti akuntansi. Artinya, jangan sampai mahasiswa mempunyai wawasan yang sempit mengenai luas lingkup akuntansi baik sebagai pengetahuan maupun sebagai bidang pekerjaan.
  2. Menjelaskan akuntansi dengan perspektif yang selayaknya agar terjadi apresiasi positif terhadap disiplin akuntansi khususnya dari mereka yang tidak akan mengambil jurusan akuntansi tetapi kemungkinan besar mereka menjadi pemakai jasa akuntansi.
  3. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalamĀ  praktik bisnis atau organisasi lainnya yang keberhasilannya sebenarnya didukung oleh informasi keuangan.
  4. Mengubah citra masyarakat (bisnis dan akademik) yang menganggap bahwa akuntansi hanyalah keterampilan teknis belaka yang dapat diganti dengan komputer.
  5. Menunjukkan kepada pemula bahwa akuntansi merupakan pengetahuan yang bernalar (logis), memberi tantangan intelektual, dan menyenangkan.

Tujuan di atas dapat dijadikan dasar untuk mengevaluasi apakah setelah suatu kelas menggunakan buku ini sebagai pegangan utama, partisipan merasa bertambah pengetahuan dan keterampilannya serta makin luas cakrawala pandang akuntansinya. Tujuan di atas juga menjadi tolok ukur keefektifan buku ini. Untuk mencapai tujuan di atas, topik dan materi akuntansi yang relevan dipilih dan diracik kemudian diolah dengan cermat dan disajikan untuk tingkat pengantar dalam rangkaian bab-bab terintegrasi sebagaimana akan anda nikmati.

 
Laman ini dibuat oleh alifaiq menggunakan Joomla.
suwardjono